Aku merasa bersalah setiap kali melihat kau
tersenyum simpul pada dunia
Seakan kau ingin berkata, “Aku baik-baik saja”
Terlambat ku menyadari, bahwa kau hanya ingin
bersembunyi
Dari pagi hingga petang, kau berjalan menyusuri
setiap sudut kota
Demi sesuap nasi yang harus dibayar dengan
keringat dan cucuran air mata
Urat nadimu semakin
melemah
Gerak tubuhmu tak
selihai dulu
Aku ingin menepuk
pundakmu sembari berkata “Terima kasih.. kau telah bekerja keras hari ini”
Dimana waktu yang harusnya ku lalui dengan
baktiku padamu
Dimana secangkir kopi yang harusnya ku sajikan
di tengah penat dan lelahmu
Dimana sepatu hitam yang harusnya ku semir di
setiap pagi menjemputmu
Yang ada justru deretan nilai rapor yang jauh
dari rata-rata
Aku menyesal selalu
membuatmu kesal meski kau tak pernah membentakku
Aku gelisah melihat
kau murka meski tak pernah menghardikku
Sorot matamu
berbicara “Apakah aku gagal sebagai seorang Ayah?”
Rentang waktu yang membawaku ingin memutar
kembali jarum jam
Barang seper sekian detik menghabiskan sisa-sisa
memori bersamamu
Yang tersisa kini... hanya setumpuk penyesalan
yang teramat mendalam
Kenyataan yang harus kuterima, nafasmu telah
berhenti
Senja kala itu menjadi penanda
Bahwa ada garis pemisah antara kita, yang
kusebut kematian
Dalam
sebuah keabadian ... aku merindukanmu
Ngefans kak😍
BalasHapusUunch :))
Hapus