Langsung ke konten utama

Hei Pita Merah, Kau Menggoda

terjebak dan terpukau

terkadang dua kata itu sering mendukung

untuk saling menjatuhkan

bahkan engkau yang di sana merasa rapuh

akan mudah dirapuhkan oleh muka dua

terkadang yang buruk sering tersamarkan

oleh manisnya rayuan,


jangan mudah termakan rayuan si mulut buaya

stop akan pembunuhan moral!

sudah terlalu banyak darah-darah tak berdosa bercucuran

tergantikan oleh kenistaan dengan harga mati

ingatlah wahai anak manusia !

mati sebelum berarti itu sia-sia


tergodalah pada si peta merah, yang akan membawamu

sebagai pribadi yang peduli akan menjaga, merawat dan menghargai diri sendiri

ajarilah dirimu untuk dewasa

jangan seperti anak kecil yang ketika melihat pesawat terbang,

kau pun mengayunkan tanganmu melambai ke atas

ayunkan tanganmu untuk sebuah kepedulian

satu tekad dalam sebuah asa

untuk keselamatan bangsa ini




Komentar

Postingan populer dari blog ini

RENJANA

Paras dan hatimu adalah cantik yang tak pernah usai Pancaran sinar dari bola matamu Isyarat adiratna engkau sandang Gambaran sejati dari sosok tangguh nan terhormat Dicipta Tuhan untuk melengkapi Adam Sebagai separuh dari agamanya           Panorama dalam lukisan dunia           Adiluhung dan bermartabat           Bukan tahta, Namun pada baktimu untuk Illahi Simbol keluhuran hati Keperkasaan jiwa Meruntuhkan ego dan membentuk kedamaian Siapa yang menaruh benci, katakan kepadaku Mereka hanya tak mengenalmu Sebatas melihat dan mendengar Engkau berhak lari dari belenggu Kejar apa yang kau sebut adil Di atas rehal ku menunggu Tuhan kabulkan pintamu

Surga yang Ku Rindukan

Aku merasa bersalah setiap kali melihat kau tersenyum simpul pada dunia Seakan kau ingin berkata, “Aku baik-baik saja” Terlambat ku menyadari, bahwa kau hanya ingin bersembunyi Dari pagi hingga petang, kau berjalan menyusuri setiap sudut kota Demi sesuap nasi yang harus dibayar dengan keringat dan cucuran air mata Urat nadimu semakin melemah Gerak tubuhmu tak selihai dulu Aku ingin menepuk pundakmu sembari berkata “Terima kasih.. kau telah bekerja keras hari ini” Dimana waktu yang harusnya ku lalui dengan baktiku padamu Dimana secangkir kopi yang harusnya ku sajikan di tengah penat dan lelahmu Dimana sepatu hitam yang harusnya ku semir di setiap pagi menjemputmu Yang ada justru deretan nilai rapor yang jauh dari rata-rata Aku menyesal selalu membuatmu kesal meski kau tak pernah membentakku Aku gelisah melihat kau murka meski tak pernah menghardikku Sorot matamu berbicara “Apakah aku gagal sebagai seorang Ayah?” Rentang waktu yang membawaku ...

Jangan Paksa Aku Jadi Orang Baik!

Banyak orang yang memiliki asumsi berbeda tentang definisi Orang Baik. Bisa dikatakan mereka yang bertutur kata lembut, murah senyum, senang membantu orang lain, dan tentunya bertingkah laku sesuai dengan norma dan etika yang berlaku. Tapi jika orang baik itu tidak selalu menunjukkan kebaikkanya dalam koridor kebaikan, kira - kira bagaimana? Misalnya, ada seorang pencuri kelas kakap yang memiliki sifat tenggang rasa kepada temanya, seorang pembunuh yang menyelamatkan anak kecil atau seorang pelacur yang memberi semangkuk susu kepada seekor anjing yang kelaparan. Lantas, apakah mereka masih pantas diberi gelar Orang Baik ? Banyak orang tua yang terkesan keliru dalam mendidik anaknya. Mereka akan marah dan memukul anaknya jika melakukan kesalahan. Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak) Arist Merdeka Sirait memprediksi, pada tahun 2014 kasus kekerasan terhadap anak akan meningkat. Bahkan jumlah kasus diperkirakan bisa melonjak hingga mencapai angka 100 persen. Data ter...