Langsung ke konten utama

Jangan Paksa Aku Jadi Orang Baik!

Banyak orang yang memiliki asumsi berbeda tentang definisi Orang Baik. Bisa dikatakan mereka yang bertutur kata lembut, murah senyum, senang membantu orang lain, dan tentunya bertingkah laku sesuai dengan norma dan etika yang berlaku. Tapi jika orang baik itu tidak selalu menunjukkan kebaikkanya dalam koridor kebaikan, kira - kira bagaimana? Misalnya, ada seorang pencuri kelas kakap yang memiliki sifat tenggang rasa kepada temanya, seorang pembunuh yang menyelamatkan anak kecil atau seorang pelacur yang memberi semangkuk susu kepada seekor anjing yang kelaparan. Lantas, apakah mereka masih pantas diberi gelar Orang Baik?

Banyak orang tua yang terkesan keliru dalam mendidik anaknya. Mereka akan marah dan memukul anaknya jika melakukan kesalahan. Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak) Arist Merdeka Sirait memprediksi, pada tahun 2014 kasus kekerasan terhadap anak akan meningkat. Bahkan jumlah kasus diperkirakan bisa melonjak hingga mencapai angka 100 persen. Data tersebut semakin mengukuhkan anggapan bahwa orang tua terkesan egois dan tanpa kompromi dalam mendidik anaknya. Bukan berarti kita harus berpangku tangan melihat perkembangan sang buah hati yang super hiperaktif dan tanpa terkontrol. Kita harus melihat kapasitas kita sebagai siapa? Jika posisi kita adalah sebagai orangtua, layaknya Ayah Ibu yang harus mengasihi, mengayomi dan melindungi sang anak, dan itu yang seharusnya kita lakukan.

Ada sebuah cerita tentang nenek tua, suatu hari ia melihat sebuah tayangan di televisi. Di layar kaca tersebut, disajikan sebuah tayangan yang cukup membuat nenek tersebut geram, pasalnya ada beberapa wanita yang hampir berpakaian telanjang, hanya bagian tertentu saja yang ditutupi. Nenek tersebut menghardik wanita tersebut, dia mengatakan “tidak pake baju kok seneng” dengan nada tinggi nenek tersebut begitu geram. Keesokan harinya, ada salah satu program tv yang menyajikan wanita – wanita seksi itu lagi. Sontak, nenek itu mengecam wanita itu seperti yang ia lakukan kemarin. Beberapa anaknya mencoba untuk menenangkan sang nenek, justru ada salah seorang anaknya yang menegur nenek itu. “buk sudahlah, belum tentu mereka itu jauh lebih baik dari kita, siapa tahu di akhir hayatnya nanti dia bertobat dan menjadi lebih baik.” Sang ibu pun menjawab, “ya tidak mungkin, Aku lo orang baik. Tiap hari sholat, ngaji dan puasa. Jelas lebih baik Aku daripada mereka, harusnya menutup aurat itu sekarang tidak perlu ditunda – tunda. “

Ada kisah lain yang masih berkaitan dengan cerita tentang nenek tua diatas. Di media infotaiment yang saat ini sedang hangat diperbincangkan adalah pernikahan Dude Harlino & Alyssa Soebandono. Ada beberapa masyarakat yang tidak setuju aktor super tampan nan soleh itu merajut kasih dengan Icha, sapaan Alyssa Soebandono. Mereka berasumsi, seharusnya Dude menikah dengan wanita berjilbab yang setara dengan Dude yang terkenal begitu agamis. Namun siapa sangka, Maha Suci Allah jika Dia sudah berkehendak. Tepat ketika janji suci yang terbungkus sakral dalam akad nikah, Icha sudah menutup rambutnya yang biasa terurai panjang dengan helaian jilbab yang begitu indah. Ternyata Icha sudah mulai berhijab ketika prosesi siraman, pengajian hingga akad nikah berlangsung. Oki Setiana Dewi, salah seorang pemeran utama dalam film Ketika Cinta Bertasbih memberi pengakuan mengejutkan, bahwa Icha atau Alyssa Soebandono sudah lama belajar tentang hijab kurang lebih 2 minggu sebelum menikah dengan Dude Harlino.

Allah memiliki kuasa memberi hidayah kepada siapapun yang Dia kehendaki. Dalam firman-Nya QS. Al-Baqarah ayat 272 “Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya.” Memang bukan kewajiban kita, namun alangkah baikknya jika kita menasehati sekaligus mendoakan tanpa harus marah – marah seperti yang dilakukan oleh nenek tua dicerita pertama tadi. Alyssa soebandono dengan mantap membuat keputusan mengejutkan untuk berhijab tidak lepas dari peran aktor rupawan dengan segudang prestasi di bidang entertaiment yang kini telah sah menjadi suaminya, Dude Harlino. Dude sebelumnya sempat mengungkapkan, sebagai seorang wanita memang sudah kewajibanya untuk menutup aurat, namun ia tidak akan memaksa Icha, biar semua itu berjalan atas kehendak Alyssa.

Ini adalah salah satu contoh nyata bahwa kita tidak bisa memaksa orang lain untuk menjadi baik. Tuhan memiliki kuasa paling tinggi untuk menurunkan hidayah kepada hambaNya. Tindakan yang bisa kita ambil sebagai sesama manusia, adalah menasehati dan mendoakan tanpa harus mengeluarkan kata – kata sadis. Saya teringat sebuah ungkapan indah dari sebuah buku kaya akan motivasi Jangan Kuliah Kalo Gak Sukses karya Motivator muda Se – Asia Tenggara Setia Furqon Kholid.

Allah yang Maha Pengasih dan Maha penerima taubat selalu menanti dengan sabar taubat makhluk – makhlukNya, yang mau memperbaiki diri dan menjalankan segala perintah-Nya. Dialah yang memberi ketentraman dan kebahagiaan yang tiada terkira. Saat kita mendekatiNya sehasta, Dia mendekati kita sedepa. Saat kita mendekatiNya sedepa, Dia mendekati kita sejengkal. Saat kita mendekatnya dengan berjalan, Dia mendekati kita dengan berlari.


Jangan mudah membesarkan kepala dengan menyebut bahwa kita adalah Orang Baik. Pemilik definisi mengenai Orang Baik hanyalah Tuhan yang Maha Esa. Jangan mudah menghardik seseorang sebagai pendusta, gemar maksiat atau kafir. Yang memiliki kuasa mengkafirkan seseorang, hanyalah pemilik alam semesta ini, ialah Tuhanmu. Minimalisir keegoisan kita, maksimalkan rasa cinta kita kepada sesama, dengan saling mengasihi, memberi pengertian dan tanpa henti untuk mendoakanya. 




Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebuah Kado Indah di bulan Februari (dalam rangka memenuhi undangan pembaca Maharani)

Rasa syukur yang pertama ingin saya haturkan kepada sang Maha kasih yaitu Allah SWT, karena berkat kemurahan hati-Nya saya diizinkan untuk bisa mengenal walau tak pernah sekalipun bertatap muka langsung dengan penulisnya, yang ilmunya hanya bisa saya ambil disetiap lembar bait-baitnya, yang tersimpan berjuta hikmah dari sosok Azhar Nurun Ala.  Karya kak Azhar yang pertama kali saya baca adalah Tuhan Maha Romantis, sejalan dengan judulnya, beliau begitu romantis menyusun setiap kata per kata yang berhasil membius mata dan hati saya untuk tidak pernah berhenti memuji kepiawaianya dalam menulis. Dan karya kedua yang saya dapatkan kali ini adalah Mahar untuk Maharani , sama halnya dengan Tuhan Maha Romantis , ketika pertama kali mendengar kabar bahwa kak Azhar akan merilis buku bertemakan tentang pernikahan, saya langsung berniat untuk mengumpulkan sedikit uang saku saya untuk kembali mengoleksi karya terbaru beliau. Berbeda dengan Tuhan Maha Romantis , di serial terbaru k...

RENJANA

Paras dan hatimu adalah cantik yang tak pernah usai Pancaran sinar dari bola matamu Isyarat adiratna engkau sandang Gambaran sejati dari sosok tangguh nan terhormat Dicipta Tuhan untuk melengkapi Adam Sebagai separuh dari agamanya           Panorama dalam lukisan dunia           Adiluhung dan bermartabat           Bukan tahta, Namun pada baktimu untuk Illahi Simbol keluhuran hati Keperkasaan jiwa Meruntuhkan ego dan membentuk kedamaian Siapa yang menaruh benci, katakan kepadaku Mereka hanya tak mengenalmu Sebatas melihat dan mendengar Engkau berhak lari dari belenggu Kejar apa yang kau sebut adil Di atas rehal ku menunggu Tuhan kabulkan pintamu

Surga yang Ku Rindukan

Aku merasa bersalah setiap kali melihat kau tersenyum simpul pada dunia Seakan kau ingin berkata, “Aku baik-baik saja” Terlambat ku menyadari, bahwa kau hanya ingin bersembunyi Dari pagi hingga petang, kau berjalan menyusuri setiap sudut kota Demi sesuap nasi yang harus dibayar dengan keringat dan cucuran air mata Urat nadimu semakin melemah Gerak tubuhmu tak selihai dulu Aku ingin menepuk pundakmu sembari berkata “Terima kasih.. kau telah bekerja keras hari ini” Dimana waktu yang harusnya ku lalui dengan baktiku padamu Dimana secangkir kopi yang harusnya ku sajikan di tengah penat dan lelahmu Dimana sepatu hitam yang harusnya ku semir di setiap pagi menjemputmu Yang ada justru deretan nilai rapor yang jauh dari rata-rata Aku menyesal selalu membuatmu kesal meski kau tak pernah membentakku Aku gelisah melihat kau murka meski tak pernah menghardikku Sorot matamu berbicara “Apakah aku gagal sebagai seorang Ayah?” Rentang waktu yang membawaku ...