Langsung ke konten utama

3 Ke FINAL, 3 Juara ! [ Singapore Open 2013 ]

Pengurus Pusat (PP) Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) mengapresiasi keberhasilan pebulutangkis Indonesia meraih tiga gelar juara di ajang Singapore Open Superseries 2013.
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PP PBSI, Rexy Mainaky mengatakan, keberhasilan ini merupakan hasil kerja maksimal tim, sehingga dapat meraih tiga gelar juara.
“Jangan puas dan sombong. Perjalanan masih panjang," ujarnya dalam rilis yang diterima wartawan, Minggu (23/6/2013).
Indonesia berhasil meraih tiga gelar juara di Singapore Open Superseries 2013 melalui nomor, tunggal putra, ganda putra, dan ganda campuran. Pada pertandingan final di Singapore Indoor Stadiom, Minggu (23/6/2013), pebulu tangkis tunggal putra, Tommy Sugiarto berhasil meraih gelar juara setelah mengalahkan Boonsak Ponsana, melalui permainan rubber game 20-22, 21-5, 21-17.


Sedangkan di nomor ganda campuran, pasangan Tontowi Ahmad / Liliyana Natsir menang atas pasangan Korea Selatan Yoo Yeon Seong / Eom Hye Won, 21-12, 21-12.

Sementara di nomor ganda putra, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan menang atas pasangan rangking satu dunia asal Korea, Lee Yong Dae/Ko Sung Hyun, 21-15, 21-18


Pada nomor tunggal putri dan ganda putri, Cina kembali mendominasi. Di nomor tunggal putri, Wang Yihan berhasil mengalahkan unggulan pertama asal Cina, Li Xuerui, 21-18, 21-12.
Sedangkan pada nomor ganda putri, pasangan Tian Qing / Zhao Yunlei asal Cina berhasil mengandaskan pasangan Jepang, Matsutomo Misaki / Takahashi Ayaka, 21-19, 21-16.


Alhamdulillah, pencapaian prestasi yang luar biasa. Jangan berhenti sampe disini, semoga para atlet-atlet indonesia khususnya di cabang bulutangkis dapat terus berkarya di kancah internasional. amin SEMANGAT ! :-)

Source : Yahoo Indonesia

Komentar

  1. semoga indonesia selalu bisa menjadi sang grandmaster kelas dunia kalu bisa jangan badmintonya saja... tapi seluruh olahraganya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya amin, smoga semangatnya dpat menstimulus kta smua :-)

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebuah Kado Indah di bulan Februari (dalam rangka memenuhi undangan pembaca Maharani)

Rasa syukur yang pertama ingin saya haturkan kepada sang Maha kasih yaitu Allah SWT, karena berkat kemurahan hati-Nya saya diizinkan untuk bisa mengenal walau tak pernah sekalipun bertatap muka langsung dengan penulisnya, yang ilmunya hanya bisa saya ambil disetiap lembar bait-baitnya, yang tersimpan berjuta hikmah dari sosok Azhar Nurun Ala.  Karya kak Azhar yang pertama kali saya baca adalah Tuhan Maha Romantis, sejalan dengan judulnya, beliau begitu romantis menyusun setiap kata per kata yang berhasil membius mata dan hati saya untuk tidak pernah berhenti memuji kepiawaianya dalam menulis. Dan karya kedua yang saya dapatkan kali ini adalah Mahar untuk Maharani , sama halnya dengan Tuhan Maha Romantis , ketika pertama kali mendengar kabar bahwa kak Azhar akan merilis buku bertemakan tentang pernikahan, saya langsung berniat untuk mengumpulkan sedikit uang saku saya untuk kembali mengoleksi karya terbaru beliau. Berbeda dengan Tuhan Maha Romantis , di serial terbaru k...

RENJANA

Paras dan hatimu adalah cantik yang tak pernah usai Pancaran sinar dari bola matamu Isyarat adiratna engkau sandang Gambaran sejati dari sosok tangguh nan terhormat Dicipta Tuhan untuk melengkapi Adam Sebagai separuh dari agamanya           Panorama dalam lukisan dunia           Adiluhung dan bermartabat           Bukan tahta, Namun pada baktimu untuk Illahi Simbol keluhuran hati Keperkasaan jiwa Meruntuhkan ego dan membentuk kedamaian Siapa yang menaruh benci, katakan kepadaku Mereka hanya tak mengenalmu Sebatas melihat dan mendengar Engkau berhak lari dari belenggu Kejar apa yang kau sebut adil Di atas rehal ku menunggu Tuhan kabulkan pintamu

Surga yang Ku Rindukan

Aku merasa bersalah setiap kali melihat kau tersenyum simpul pada dunia Seakan kau ingin berkata, “Aku baik-baik saja” Terlambat ku menyadari, bahwa kau hanya ingin bersembunyi Dari pagi hingga petang, kau berjalan menyusuri setiap sudut kota Demi sesuap nasi yang harus dibayar dengan keringat dan cucuran air mata Urat nadimu semakin melemah Gerak tubuhmu tak selihai dulu Aku ingin menepuk pundakmu sembari berkata “Terima kasih.. kau telah bekerja keras hari ini” Dimana waktu yang harusnya ku lalui dengan baktiku padamu Dimana secangkir kopi yang harusnya ku sajikan di tengah penat dan lelahmu Dimana sepatu hitam yang harusnya ku semir di setiap pagi menjemputmu Yang ada justru deretan nilai rapor yang jauh dari rata-rata Aku menyesal selalu membuatmu kesal meski kau tak pernah membentakku Aku gelisah melihat kau murka meski tak pernah menghardikku Sorot matamu berbicara “Apakah aku gagal sebagai seorang Ayah?” Rentang waktu yang membawaku ...