Nisfu Sya'ban berasal
dari kata Nisfu (bahasa Arab) yang berarti separuh atau pertengahan, Sya'ban
adalah nama bulan ke-8 dalam kalender Islam. Dengan demikian nisfu sya'ban
berarti pertengahan bulan Sya'ban. Pada malam ini biasanya diisi dengan
pembacaan Surat Yaasiin tiga
kali berjamaah dengan niat semoga diberi umur panjang, diberi rizki yang banyak
dan barokah, serta ditetapkan imannya.
Setelah pembacaan Surat Yaasiin biasanya diteruskan dengan salat Awwabin atau salat tasbih.
Setelah itu biasanya dilanjutkan dengan ceramah agama atau langsung
makan-makan.
Peringatan
Nisfu Sya'ban tidak hanya dilakukan di Indonesia saja. Al-Azhar sebagai yayasan pendidikan tertua di Mesir bahkan di seluruh dunia selalu
memperingati malam yang sangat mulia ini. Hal ini karena diyakini pada malam
tersebut Allah akan memberikan keputusan tentang
nasib seseorang selama setahun ke depan. Keutamaan malam nisfu Sya'ban
diterangkan secara jelas dalam kitabIhya'
Ulumuddin karangan
Imam Al-Ghazali.
Keutamaan
malam nisfu Sya’ban diterangkan secara jelas dalam kitab Ihya’ Ulumuddin
karangan Imam Al-Ghazali . Perlu diketahui, orang yang pertama kali
menghidupkan shalat Alfiyah ini pada malam Nishfu Sya’ban adalah seseorang yang
dikenal dengan Babin Abul Hamroo’. Dia tinggal di Baitul Maqdis pada tahun 448
H. Dia memiliki bacaan Qur’an yang bagus. Suatu saat di malam Nishfu Sya’ban
dia melaksanakan shalat di Masjidil Aqsho. Kemudian ketika itu ikut pula di
belakangnya seorang pria. Kemudian datang lagi tiga atau empat orang bermakmum
di belakangnya. Lalu akhirnya jama’ah yang ikut di belakangnya bertambah
banyak. Ketika datang tahun berikutnya, semakin banyak yang shalat bersamanya
pada malam Nishfu Sya’ban. Kemudian amalan yang dia lakukan tersebarlah di Masjidil
Aqsho dan di rumah-rumah kaum muslimin, sehingga shalat tersebut seakan-akan
menjadi sunnah Nabi. (Al Bida’ Al Hawliyah, 299)
Lalu
kenapa shalat ini dinamakan shalat Alfiyah? Alfiyah berarti 1000. Shalat ini
dinamakan demikian. karena di dalam shalat tersebut dibacakan surat Al Ikhlas
sebanyak 1000 kali. Shalat tersebut berjumlah 100 raka’at dan setiap raka’at
dibacakan surat Al Ikhlas sebanyak 10 kali. Jadi total surat Al Ikhlas yang
dibaca adalah 1000 kali. Oleh karena itu, dinamakanlah shalat alfiyah”
Catatan:
1).Ritual
Nishfu Sya’ban terjadi hampir 5 abad setelah Nabi Wafat. Maka jelas tdk ada
Sunnahnya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
2).Yg
pertama kali mengadakan Ritual Nishfu Sya’ban org yg bernama : Babin Abul
Hamro ini, bukanlah seorang Ulama apalagi Ulama Mu’tabar (yg dikenal, diakui
dan diikuti) keilmuannya, ttapi hanyalah seorng ahli baca Al Qur’an.
3).Ulama
Ulama yg Mu’tabar : Imam ibnu Jauzi, An Nawawi, Ibnu Taimiyah, Ibnu Rajab,
Ibnu Katsir, Ibnu Hajar dll telah mengingkari dan membid’ahkan Ritual Nishfu
Sya’ban yg memenuhi Kitab2 mrk.
4). Jadi
menghidupkan malam nisfu sya’ban dengan ibadah ( do’a, membaca yaasin,
kumpul-kumpul dengan do’a barokah untuk air dsb.) bukan sunnah Nabi Muhammad
Shallallahu tetapi amalan Pelaku Bid’ah yg dilestarikan.
Malam penuh berkah ini, mengajarkan kita tentang banyak hal.
Diantaranya, konteks dalam beribadah serta rasa penghambaan kepada Allah SWT. Sungguh
Allah menyukai orang-orang yang mau melakukan perubahan, dan janji Allah enggan
untuk merubah nasib kaumnya, jika suatu kaum itu enggan berikhtiar melakukan perubahan
fisabilillah.
Seperti firman Allah dalam surah (Ar-Ra’du: 11)
إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا
مَا بِأَنْفُسِهِم
Sesungguhnya Allah tidak mengubah suatu kaum sampai mereka mengubah diri mereka sendiri?
Sesungguhnya Allah tidak mengubah suatu kaum sampai mereka mengubah diri mereka sendiri?
Semoga Allah senantiasa membukan pintu rahmat bagi kita
semua, seiring berjalannya waktu dan mampu menemukan ikhtisiar di balik bulan
nan suci ini. Allahuma Amin :-)
shared : wikipedia
Komentar
Posting Komentar