Langsung ke konten utama

Sehari Mengajar, Selamanya Menginspirasi ^_^

Hari ini nampak begitu menyenangkan, ada aura-aura positif dari luar sana. Entah mengapa ada suatu hal berbeda yang akan Aku rasakan tepat sehari setelah Hari Pahlawan, 11 November. Oh iya, baru teringat, hari ini Aku dan sembilan rekanku yang tergabung dalam Panitia dan Relawan Pengajar Kelas Inspirasi. Ya, Kelas Inspirasi mungkin sebagian orang masih belum familiar dengan sebuatan KI atau Kelas Inspirasi, dengan menjadi pengajar sehari, namun menginspirasi selamanya. Ya, kurang lebih seperti itulah visi dan misi dari KI. Nah untuk lebih lanjutnya, buat yang belum tahu bagaimana dan seperti apa KI itu, yuk ikuti perjalananku setengah hari ini bersama pelita dan harapan bangsa ini. :D


Singkat cerita, pukul 07.00 WIB aku langsung meluncur dari kediamanku yang saat ini aku berdomisili di kota reyog Ponorogo. Kemudian langsung meluncur ke TKP, tepatnya di SDN 2 Purwosari tempat yang akan kami (aku dan teman-temanku) menginspirasi dan terinspirasi. Setelah sampai di lokasi, ya sebelumnya sarasehan dulu lah dengan panitia dan pengajar. Karena kebetulan Aku tergabung dalam panitia bukan sebagai relawan pengajar, jadi Aku dan teman-teman panitia sembari menunggu acara dimulai, kami mempersiapkan berbagai perlengkapan untuk membantu berlangsungnya kegiatan KI nanti. Seperti di pojok depan sekolah dekat kantor guru kak dwi sudah mempersiapakan abang tukang balon dan balonya untuk di terbangkan di akhir acara nanati, tapi ini balon bukan untuk mainan atau di berikan Cuma-Cuma kepada adek-adek SDN 2 Purwosari, namun karena akan diterbangkan dengan cita-cita mereka, tambah penasaran maskutnya gimana? Hehe ikuti ceritaku selanjutnya.




Pukul 08.00 WIB opening ceremony dimulai, kebetulan pada waktu itu aku sebagai moderator membuka acara. Setelah semua panitia dan relawan pengajar memperkenalkan diri dihadapan adek-adek SD dan tak lupa bapak kepala sekolah pun juga memberikan sambutan sekaligus menyerahkan acara sepenuhnya kepada kami, akhirnya kami meng-intruksikan adek-adek untuk masuk ke kelas. Pada waktu itu kami tim panitia, membagi 3 kelas. Kelas 1 tergabung dengan kelas 2, kelas 3 dengan kelas 4 dan kelas 5 dengan kelas 6.

                                                                                                                                  


Pada waktu itu, aku bertugas membantu kak aan dan kak nisa dalam mendokumentasikan acara tersebut, kak aan dan kak nisa adalah relawan fotografer dan videografer. Aku ditempatkan di kelas 1 dan 2, kebetulan para relawan pengajar sedang mengajar di kelas sebelah. Aku, kak firsty dan kak dwi yang meng-handle kelas ini. Kami ajak bercanda, bermain tertawa bersama yang sepertinya jarang mereka dapatkan ketika hari-hari biasanya. Atau mungkin sangking terpesonanya dengan wajah-wajah kami ya, hehe karena yang sering mereka lihat mungkin wajah tua nan killer dari guru-guru mereka, ups hehe maaf bapak-ibu guru :D Tapi bedanya, disini kami adalah panitia, jadi dilarang keras hukumnya haram untuk mengajar, hehe karena aturanya begitu. Di KI yang boleh mengajar, adalah mereka yang terdaftar dan mengikuti seleksi super ketat sebagai relawan pengajar, sementara kami kan hanya sukarela, hanya daftar, sudah deh selesai dapet pin sama nametag KI resmi jadi panitia tanpa diseleksi, jadi mudah saja bagi saya untuk mencari massa membantu kakak-kakak panitia, seperti yang sudah saya pikat gabung di KI sebut saja mba coy. Hehe kebetulan dia adalah temanku di radio kampus, penyiar juga. Yang sempat terekam di memoriku pada waktu berada di kelas ini, adalah ketika kak dwi menanyakan hari kemerdekaan itu kapan. Kompak deh, semuanya pada gk tau. Hehe akhirnya kak dwi menyuruh mereka untuk menyanyikan lagu 17 Agustus, sudah nyanyi sampai kelar, kini saatnya kak dwi menanykan kembali. “adek-adek, hari  kemerdekaan itu jatuh pada tahun berapa?” mereka menjawab dengan polosnya, “17....!”  hehe spontan aku tertawa kecil, soalnya kalau nanti ketawa terbahak-bahak, bisa jatuh ni kamera yang ku pegang untuk mendokumentasikan acara sakral ini, hehe. Dan kak firsty pun juga gk mau ketinggalan nih, mencoba memainkan sebuah permainan supaya mereka gk jenuh, dengan memberi games maen “semut-gajah”, mungkin sudah pernah denger yaa. Hehe permainan familiar ini bagi mereka masih terlihat membingungkan, karena semut yang kecil harus di peragakan dengan lingkaran besar, begitu juga sebaliknya. Hehe “dasar anak-anak..” , gumamku. :D
Beberapa menit kemudian, aku mencoba menengok apa yang terjadi di kelas kang herman, beliau adalah salah seorang relawan pengajar dari surabaya kalau tidak salah, yang berprofesi sebagai Protokoler. Mereka mengajak anak-anak belajar, bermain dan mengenalkan secara dekat bagaimana dan apa sih protokoler itu. Anak-anak begitu antusias mendengarkan dan mengikuti cara mengajar kang herman. Selain memperkenalkan mengenai profesi beliau, kang herman juga mengajak anak-anak untuk bermain sekaligus mengenal figuran terkenal di Indonesia. Sebut saja seperti presiden kita SBY, bupati, wakil bupati, gubernur bahkan cesar juga gk mau ketinggalan. Hehe, yuk kita intip foto-foto kang herman saat mengajar adek-adek SDN 2 Purwosari. :)

                                                                                                                                  

                                                                                                                            

                                                                                                                                

                                                                                                                                 


Hehe lucu-lucu ya polah tingkah mereka, eits tapi selepas ini masih akan ada lagi best moment bersama salah seorang relawan kami, sebut saja kak dera. Kak dera ini berprofesi sebagai announcer alias penyiar radio, selain menginspirasi adek-adek SDN 2 Purwosari, kak dera juga sempet jadi artis sehari loh, hehe keren yaa :D. Nah awalnya sama dengan kang herman, kak dera memperkenalkan diri sekaligus mengenalkan mengenai dunia broadcasting yang sepertinya masih terlalu tabu bagi anak-anak seusia mereka. Yang cukup gokil di kelasnya kak dera ini, ketika kak dera sempat membawa radio agar memudahkan anak-anak untuk mengetahui lebih dekat dengan profesinya kak dera, lucunya itu ada diaolog diantara mereka seperti ini.

"ini ada radio, kerjaanya kakak itu yang ada di dalam radio terus bisa keluar suaranya" ujar kak dera.dan anak-anak menjawab dengan lugunya, " jin radio, service radio" kak dera, dan beberapa relawan yang ada di kelas ini tertawa terbahak-bahak seolah tidak percaya jika anak-anak akan mengeluarkan jawaban tersebut. :D Kemudian kak dera mengajak mereka untuk belajar menjadi penyiar radio yang terekam dalam foto di bawah ini :)








Setelah kurang lebih 3 jam bermain bersama, belajar dan tertawa bersama sampailah pada penghujung acara. Di akhir acara kami meminta anak-anak untuk menuliskan cita-cita mereka di sebuah bintang karton yang sudah kami siapkan. Setelah cita-cita sudah tertulis, anak-anak kami kumpulkan kembali ke lapangan, untuk menempelkan bintang cita-cita itu ke masing-masing balon yang akan di berikan kepada mereka satu per satu. Sebelum kita terbangkan balon itu, kami panitia, relawan pengajar, fotografer, videografer dan tak lupa bapak-ibu guru serta bapak kepala sekolah hadir di tengah-tengah kami untuk ikut menyanyikan lagu Laskar pelangi yang menjadi soundtrack film yang begitu mengisnpirasi, sama halnya dengan yang terjadi pada hari ini, kemudian lagu Terima kasih guruku yang pernah di bawakan oleh AFI junior, sebagai tanda ucapan terima kasih kami kepada pahlawan tanpa tanda jasa khususnya bapak-ibu guru SDN 2 Purwosari yang telah mendidik dan melahirkan putra-putri bangsa seperti adek-adek SDN 2 Purwosari. :)
Dan yang dinanti-nantikan akhirnya berujung juga, kita bersama - sama menerbangkan harapan, mimpi dan cita-cita kita dengan balon impian, berharap cita-cita adek-adek SDN 2 Purwosari dapat di dengar dan di kabulkan oleh Tuhan Yang Maha Esa. amin :)








Pada saat itu, yang bisa saya rasakan adalah rasa syukur dan terima kasih kepada orang-orang yang sudah mengajarkan saya tentang arti jerih payah, sebuah kasih sayang dan kepedulian kepada sesama. Saya tidak pernah membayangkan akan terlibat dalam sebuah acara yang luar biasa ini. Terima kasih kepada Allah SWT, telah memberikan sisa waktu bagi saya untuk menginspirasi dan terinspirasi, terima kasih kepada ibunda tercinta saya, yang tidak pernah letih untuk terus mendoakan yang terbaik bagi putrimu ini, terima kasih kepada teman saya Aziz yang pertama kali mengenalkan saya dengan Kelas Inspirasi, terima kasih kepada mba shelvy, mama mida, mas dwi, mba firsty yang mengajarkan saya tentang banyak hal, terima kasih kepada mba coy isna yang sudah ikhlas mau menemani dan menjadi patner saya selama sehari, terima kasih kepada rekan - rekan panitia dari ITS mba mega, mba ayu dan mba nisa dari UNMUH Ponorogo, senang kenal dengan kalian, dan segala hormat terima kasih kepada relawan pengajar dan fotografer kang herman, mba dera dan mas aan, kalian super sekali. Dan terima kasih untuk semua yang selalu mendukung saya, yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Terima kasih untuk hari ini, "11 November" hari dimana kita berhasil "Mengajar Sehari, Selamanya Menginspirasi" 






sampai jumpa di Kelas Inspirasi Selanjutnya...... ^____^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebuah Kado Indah di bulan Februari (dalam rangka memenuhi undangan pembaca Maharani)

Rasa syukur yang pertama ingin saya haturkan kepada sang Maha kasih yaitu Allah SWT, karena berkat kemurahan hati-Nya saya diizinkan untuk bisa mengenal walau tak pernah sekalipun bertatap muka langsung dengan penulisnya, yang ilmunya hanya bisa saya ambil disetiap lembar bait-baitnya, yang tersimpan berjuta hikmah dari sosok Azhar Nurun Ala.  Karya kak Azhar yang pertama kali saya baca adalah Tuhan Maha Romantis, sejalan dengan judulnya, beliau begitu romantis menyusun setiap kata per kata yang berhasil membius mata dan hati saya untuk tidak pernah berhenti memuji kepiawaianya dalam menulis. Dan karya kedua yang saya dapatkan kali ini adalah Mahar untuk Maharani , sama halnya dengan Tuhan Maha Romantis , ketika pertama kali mendengar kabar bahwa kak Azhar akan merilis buku bertemakan tentang pernikahan, saya langsung berniat untuk mengumpulkan sedikit uang saku saya untuk kembali mengoleksi karya terbaru beliau. Berbeda dengan Tuhan Maha Romantis , di serial terbaru k...

RENJANA

Paras dan hatimu adalah cantik yang tak pernah usai Pancaran sinar dari bola matamu Isyarat adiratna engkau sandang Gambaran sejati dari sosok tangguh nan terhormat Dicipta Tuhan untuk melengkapi Adam Sebagai separuh dari agamanya           Panorama dalam lukisan dunia           Adiluhung dan bermartabat           Bukan tahta, Namun pada baktimu untuk Illahi Simbol keluhuran hati Keperkasaan jiwa Meruntuhkan ego dan membentuk kedamaian Siapa yang menaruh benci, katakan kepadaku Mereka hanya tak mengenalmu Sebatas melihat dan mendengar Engkau berhak lari dari belenggu Kejar apa yang kau sebut adil Di atas rehal ku menunggu Tuhan kabulkan pintamu

Surga yang Ku Rindukan

Aku merasa bersalah setiap kali melihat kau tersenyum simpul pada dunia Seakan kau ingin berkata, “Aku baik-baik saja” Terlambat ku menyadari, bahwa kau hanya ingin bersembunyi Dari pagi hingga petang, kau berjalan menyusuri setiap sudut kota Demi sesuap nasi yang harus dibayar dengan keringat dan cucuran air mata Urat nadimu semakin melemah Gerak tubuhmu tak selihai dulu Aku ingin menepuk pundakmu sembari berkata “Terima kasih.. kau telah bekerja keras hari ini” Dimana waktu yang harusnya ku lalui dengan baktiku padamu Dimana secangkir kopi yang harusnya ku sajikan di tengah penat dan lelahmu Dimana sepatu hitam yang harusnya ku semir di setiap pagi menjemputmu Yang ada justru deretan nilai rapor yang jauh dari rata-rata Aku menyesal selalu membuatmu kesal meski kau tak pernah membentakku Aku gelisah melihat kau murka meski tak pernah menghardikku Sorot matamu berbicara “Apakah aku gagal sebagai seorang Ayah?” Rentang waktu yang membawaku ...